Hijab

Jenis Hijab yang Sedang Tren untuk Lebaran

Memasuki bulan Ramadan, banyak dari kita mulai mempersiapkan penampilan untuk menyambut Lebaran. Salah satu pertimbangan utama adalah memilih hijab yang sesuai dengan gaya dan tren saat ini. Berikut adalah beberapa rekomendasi dari para ahli busana untuk hijab yang cocok untuk Lebaran tahun ini.

Hijab Paris Jadul dan Motif

Menurut perancang busana Nita Azhar, hijab paris jadul dan hijab motif tetap menjadi favorit karena kemudahan dalam penggunaan dan tampilannya yang elegan. Hijab paris jadul terkenal dengan bahan ringannya yang dapat diatur dengan mudah, sementara hijab motif memberikan sentuhan personal yang unik.

Pilihan Warna dan Mix and Match

Nita juga menyarankan untuk memilih warna hijab yang senada dengan busana untuk menghindari kesan pasaran. Tips mix and match ini dapat membuat penampilan lebih menonjol dan sesuai dengan kepribadian pemakainya. Bagi ibu-ibu, Nita menyarankan untuk memilih warna cerah yang dapat meningkatkan aura positif saat Lebaran.

Pashmina Shimmer dan Silk

Menurut pramuniaga toko grosir hijab, pashmina shimmer dan silk sedang menjadi tren paling dicari saat ini. Bahan-bahan ini memberikan kesan elegan dan anggun yang sempurna untuk suasana Lebaran. Kemudahan dalam penataan dan padu padannya dengan berbagai jenis busana membuat pilihan ini sangat praktis dan bergaya.

Segi Empat Hycon dan Warna Earth Tone

Brand hijab Ayasha menyoroti tren hijab segi empat berbahan hycon yang ringan dan mudah dibentuk. Bahan ini memberikan kenyamanan maksimal bagi penggunanya, cocok untuk aktivitas padat selama Lebaran. Warna-warna pastel dan earth tone juga dipilihkan untuk menyesuaikan dengan warna kulit dan menciptakan harmoni dalam penampilan.

Dengan beragam pilihan hijab yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan, tidak ada alasan untuk bingung memilih penampilan yang sempurna untuk merayakan Lebaran. Pilihlah hijab yang memberikan kenyamanan, gaya, dan tentunya meningkatkan kepercayaan diri saat berkumpul dengan keluarga dan kerabat di hari kemenangan.

Keputusan Mengejutkan Camillia Laetitia Azzahra

Camillia Laetitia Azzahra, putri Ridwan Kamil, membuat keputusan mengejutkan dengan memutuskan untuk melepas hijabnya. Keputusan ini disampaikan secara terbuka melalui akun media sosialnya, memicu berbagai reaksi dari masyarakat termasuk sang ibu, Atalia Praratya.

Reaksi Atalia Praratya

Atalia Praratya mengungkapkan kekagetannya atas keputusan Zara (panggilan akrab Camillia Laetitia Azzahra) untuk melepas hijab. Meskipun terkejut, Atalia mendukung penuh keputusan putrinya ini, meski awalnya merasa sedih. Dia mengapresiasi keberanian Zara dalam menjalani pilihan hidupnya.

Dukungan dan Pertimbangan

Atalia Praratya sebelumnya telah memperingatkan Zara tentang potensi reaksi pro dan kontra dari masyarakat terhadap keputusannya. Meski demikian, Atalia tetap mendukung Zara untuk mengungkapkan dirinya secara terbuka dan mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri.

Kondisi Zara dan Dukungan Keluarga

Meskipun Zara tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan menghadapi reaksi dari masyarakat, keluarga tetap memberikan dukungan penuh. Ridwan Kamil, ayah Zara, telah mengunjunginya di Inggris untuk memastikan bahwa putrinya dalam kondisi baik-baik saja di tengah masa-masa remajanya yang penuh tantangan.

Dengan mengambil langkah ini, Zara tidak hanya mengekspresikan dirinya secara personal tetapi juga menghadapi perubahan besar dalam kehidupannya dengan kepala tegak dan dukungan penuh dari keluarganya.

Transformasi Penampilan Yasmine Ow di Sidang Cerai dengan Aditya Zoni

Yasmine Ow membuat keputusan berani untuk tampil berhijab saat menghadiri sidang cerai perdananya dengan Aditya Zoni di Pengadilan Agama Cibinong. Penampilannya yang mengenakan baju muslim berwarna hitam lengkap dengan hijab senada menarik perhatian banyak orang.

Permintaan Doa dari Yasmine Ow

Yasmine Ow, ketika ditanya mengenai penampilannya yang baru, meminta doa dari publik agar niat baiknya untuk berhijab bisa berjalan lancar dan istikamah. Meskipun belum sepenuhnya mantap, Yasmine telah lama memiliki niat untuk menutup auratnya.

Proses Perubahan Pribadi

Meski menghadapi proses perceraian yang mungkin mempengaruhi kehidupannya secara pribadi, Yasmine Ow tetap teguh dalam niatnya untuk berhijab. Ia mengungkapkan bahwa keputusannya ini adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual dan pribadinya.

Latar Belakang Perceraian

Yasmine Ow mengajukan gugatan cerai terhadap Aditya Zoni di Pengadilan Agama Cibinong pada bulan Mei, setelah menikah pada tahun 2021 dan memiliki seorang anak dari pernikahan tersebut. Meskipun prosesnya dilakukan secara daring, Yasmine tetap memastikan bahwa prosedur hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan langkah ini, Yasmine Ow tidak hanya mengambil keputusan penting dalam transformasi penampilannya tetapi juga menghadapi perubahan besar dalam kehidupannya dengan penuh keyakinan.

Baim Wong Menyambut Baik Transformasi Penampilan Istrinya

Paula Verhoeven, istri dari aktor Baim Wong, baru-baru ini membuat keputusan untuk memakai hijab. Langkah ini disambut baik oleh Baim Wong meskipun dia menegaskan bahwa keputusan Paula untuk berhijab adalah murni inisiatif pribadinya.

Keputusan Paula Verhoeven untuk Berhijab

Paula Verhoeven telah mulai mengunggah potret dirinya dengan hijab di media sosial. Meskipun tidak pernah diminta oleh Baim untuk berhijab, Paula memilih untuk menutup auratnya sebagai bagian dari perubahan penampilan dirinya.

Tanggapan Positif dari Baim Wong

Baim Wong menyatakan bahwa ia tidak pernah memaksa atau menyuruh Paula untuk berhijab. Dia mengetahui bahwa ini adalah keputusan pribadi Paula untuk terlihat lebih baik dan menutup aurat.

Dukungan Penuh dari Baim Wong

Meskipun tidak ada diskusi khusus sebelumnya mengenai perubahan penampilan Paula, Baim Wong selalu mendukung setiap keputusan positif yang diambil oleh istrinya. Baginya, yang terpenting adalah Paula merasa nyaman dan bahagia dengan pilihannya.

Dengan langkah ini, Paula Verhoeven tidak hanya mengambil keputusan personal yang signifikan tetapi juga mendapatkan dukungan penuh dari suaminya dalam perubahan penampilannya.

Tajikistan Memutuskan Larangan Hijab Meskipun Mayoritas Penduduk Muslim

Pekan lalu, Tajikistan mengeluarkan keputusan kontroversial dengan melarang penggunaan hijab di negara itu. Meskipun lebih dari 90% penduduknya adalah Muslim, larangan ini disahkan oleh Majelis Tinggi, Majlisi Milli, dengan alasan melindungi nilai budaya lokal dan mencegah ekstremisme.

Latar Belakang dan Implikasi Larangan Hijab

Pemerintah Tajikistan menggolongkan hijab sebagai “pakaian asing” dan mewajibkan perempuan setempat untuk mengenakan pakaian nasional. Larangan ini tidak hanya mengatur penggunaan hijab tetapi juga penutup kepala lainnya, meskipun detail tentang jenis-jenis hijab yang dilarang tidak dijelaskan secara spesifik.

Konsekuensi Pelanggaran dan Sanksi

Pelanggar larangan ini akan menghadapi denda yang cukup besar, mencapai hingga 7.920 somoni untuk warga biasa (sekitar Rp 12 juta), dan bahkan lebih tinggi bagi pejabat pemerintah dan pemuka agama. Hal ini menunjukkan kerasnya pemerintah dalam menegakkan aturan tersebut di tingkat masyarakat dan pemerintahan.

Kebijakan Sekuler Presiden Tajikistan: Emomali Rahmon

Meskipun mayoritas penduduk Tajikistan memeluk Islam, Presiden Emomali Rahmon telah menjalankan pemerintahan yang dikenal sebagai rezim sekuler selama tiga dekade. Pada masa kepemimpinannya, Rahmon telah mengamandemen konstitusi untuk menghapus batas masa jabatan presiden dan melarang partai politik berbasis agama, menunjukkan komitmennya terhadap pemerintahan yang lebih sekuler dan otoriter.

Reaksi dan Dampak Internasional

Keputusan Tajikistan ini telah menuai berbagai reaksi internasional dan kritik dari kelompok hak asasi manusia serta komunitas Muslim global. Sementara pemerintah menegaskan tujuan perlindungan budaya dan pencegahan ekstremisme, keputusan ini juga mengundang pertanyaan tentang kebebasan beragama dan hak asasi perempuan di negara tersebut.

Dengan keputusan kontroversial ini, Tajikistan berada di sorotan internasional atas kebijakan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama bagi perempuan Muslim di negara tersebut.