Sultan Royal – Dunia mode Indonesia kembali mendapatkan warna baru melalui kehadiran sebuah karya yang tidak hanya menonjolkan sisi estetika, tetapi juga menyampaikan pesan kemanusiaan yang mendalam. Sosok di balik karya ini adalah Angkie Yudistia, figur yang telah dikenal luas di dunia fashion dengan ciri khas hijabnya yang elegan.
Sebagai Staf Khusus Presiden periode 2019–2024 sekaligus seorang sociopreneur, Angkie memanfaatkan kreativitasnya untuk melahirkan produk hijab terbaru yang sarat makna. Produk tersebut, yang diberi nama Inclusive Scarves, menjadi perwujudan visi besarnya untuk memadukan keindahan busana dengan nilai inklusivitas. Melalui rancangan ini, ia ingin menunjukkan bahwa mode dapat menjadi media yang mengedepankan keberanian, empati, serta kesetaraan bagi semua kalangan.
Angkie bukanlah nama baru dalam dunia publik. Sejak menjadi finalis Abang None Jakarta Barat pada tahun 2008, ia konsisten menyuarakan hak dan kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas. Kini, melalui peran barunya sebagai Founder dan CEO wirausaha sosial Inclusive Idn with Angkie Yudistia, ia bertransformasi dari policy influencer menjadi social impact leader yang menggerakkan perubahan nyata.
Bagi Angkie, Inclusive Scarves lebih dari sekadar aksesori fesyen. Produk ini adalah statement piece yang menyampaikan pesan keberagaman dan kepedulian. Ia menjelaskan bahwa seluruh proses, mulai dari desain hingga produksi, merupakan hasil karya dan gagasannya sendiri. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, ia berupaya menjadikan karya ini sebagai pintu bagi siapa pun untuk berwirausaha. Konsep ini akan dilengkapi dengan pelatihan vokasi yang telah dipersiapkan secara matang, sehingga memungkinkan pembeli sekaligus mitra penjual untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial.
Baca Juga : Tampil Simpel Serasi dengan Hijab dan Dress Pastel atau Netral
Angkie mengungkapkan bahwa produk ini dirancang untuk menjadi jembatan antara gaya hidup dan misi sosial. Melalui Inclusive Scarves, ia ingin mengingatkan bahwa setiap individu memiliki peran dalam membawa perubahan positif. Ia menegaskan bahwa karya ini tidak hanya berbicara tentang penampilan luar, melainkan juga mewakili makna, harapan, dan representasi bagi banyak orang, khususnya bagi kelompok yang selama ini terpinggirkan.
Dibungkus dalam desain elegan dengan warna yang memiliki filosofi tersendiri, Inclusive Scarves memancarkan keindahan yang berpadu dengan pesan pemberdayaan. Produk ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya inklusi, terutama bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Peluncuran resminya dijadwalkan pada 29 Agustus 2025, sebuah momen yang dipilih secara khusus untuk menyatukan komunitas sekaligus menginspirasi gerakan kebaikan.
Harapan Angkie, Inclusive Scarves dapat membawa manfaat yang luas, baik bagi pembeli, reseller, maupun affiliator yang ingin terlibat. Baginya, setiap karya adalah alat untuk mendorong perubahan, dan setiap orang berhak merasa dihargai, didengar, serta diberdayakan. Pandangan ini selaras dengan keyakinannya bahwa setiap helai kain yang dikenakan seseorang dapat mengandung pesan kemanusiaan yang tak ternilai.
Slogan “Inclusive Is Coming” yang ia usung bukan sekadar ajakan, melainkan panggilan untuk menyongsong masa depan yang lebih adil dan bermakna. Produk ini diciptakan sebagai simbol keterbukaan, keberagaman, dan kekuatan komunitas dalam membentuk ruang sosial yang setara. Dalam setiap lembar Inclusive Scarves, tersimpan kisah tentang pemberdayaan, kolaborasi, dan solidaritas yang terjalin melalui proses kreatifnya.
Keunikan lainnya terletak pada keterlibatan langsung komunitas disabilitas dan kelompok rentan dalam proses produksi, mulai dari tahap perancangan hingga pembuatan. Hal ini bukan hanya memberikan kesempatan kerja, tetapi juga membuka ruang ekspresi dan pengakuan terhadap potensi yang kerap terabaikan.
Bagi Angkie, menciptakan sebuah produk fesyen tidak hanya berkaitan dengan tren atau keuntungan bisnis. Ia memandang setiap karya sebagai sarana untuk menyuarakan isu yang lebih besar daripada sekadar penampilan. Inclusive Scarves hadir sebagai bukti bahwa fashion dapat menjadi medium untuk membangun kesadaran sosial, memperluas peluang ekonomi, dan menguatkan semangat inklusi di masyarakat.
Dengan visi dan langkah konkret ini, Angkie Yudistia menunjukkan bahwa dunia mode memiliki peran strategis dalam memperjuangkan kesetaraan. Karya yang ia hasilkan tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga mengajak semua orang untuk menjadi bagian dari perubahan.