Sultan Royal – Sepeda motor tidak lagi identik hanya dengan pengendara laki-laki. Kini, banyak wanita juga memilih motor sebagai kendaraan sehari-hari karena lebih praktis dan efisien. Panduan Praktis Hijabers menjadi penting untuk membantu wanita berhijab tetap aktif, mandiri, sekaligus aman saat berkendara.
Namun, perlu diingat bahwa hijab yang menjuntai berisiko tersangkut pada bagian motor, terutama rantai. Kondisi ini bisa membahayakan pengendara maupun penumpang. Karena itu, Panduan Praktis Hijabers sangat dibutuhkan agar perjalanan tetap nyaman, minim risiko, dan bebas rasa khawatir di jalan raya.
Menggunakan hijab saat berkendara tentu memerlukan perhatian ekstra. Kain yang menjuntai bisa saja masuk ke celah bagian motor dan menimbulkan bahaya. Salah satu titik rawan adalah rantai motor, terutama pada jenis motor bebek yang masih menggunakan rantai terbuka. Kondisi ini berpotensi besar membuat kain tersangkut sehingga mengganggu konsentrasi dan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan.
Selain rantai, celah mesin di bawah motor juga dapat menjadi lokasi di mana hijab terhisap atau tersangkut. Situasi seperti ini sangat membahayakan tidak hanya bagi pengendara, tetapi juga bagi penumpang yang ikut dibonceng. Oleh karena itu, langkah pencegahan harus dilakukan sebelum mulai berkendara, mulai dari pemilihan jenis motor hingga cara memakai hijab yang lebih aman.
Banyak yang menilai bahwa motor matik lebih cocok digunakan oleh wanita berhijab. Salah satu alasannya adalah karena motor matik tidak memiliki rantai terbuka yang berisiko menarik kain hijab. Bagian bawah motor matik umumnya sudah dilengkapi dengan pelindung, sehingga kemungkinan hijab masuk ke sela-sela mesin menjadi jauh lebih kecil.
Selain itu, motor matik lebih praktis dalam pengoperasiannya. Pengendara tidak perlu memindahkan gigi, cukup mengandalkan gas dan rem. Kondisi ini membuat wanita berhijab lebih mudah berkonsentrasi pada jalan raya tanpa harus repot memikirkan pergantian gigi. Faktor kepraktisan inilah yang sering menjadi alasan utama banyak wanita memilih motor matik sebagai kendaraan harian mereka.
Baca Juga : Gamis Brokat Modern dengan Hijab Pashmina yang Kekinian
Salah satu langkah paling sederhana sekaligus penting adalah memastikan hijab dalam keadaan rapi sebelum menyalakan motor. Hijab yang menjuntai sebaiknya dilipat atau disematkan dengan jarum pentul maupun peniti agar tidak terurai ke bawah. Dengan begitu, risiko hijab tertiup angin atau tersangkut pada bagian motor bisa diminimalisasi.
Beberapa pengendara juga memilih cara dengan menduduki ujung hijab sebagai pengaman tambahan. Cara ini efektif menjaga hijab tetap di tempatnya, terutama jika menggunakan bahan yang ringan dan mudah terbang tertiup angin.
Bagi wanita berhijab yang masih menggunakan motor bebek, penting untuk memastikan bagian rantai sudah dilengkapi pelindung. Cover rantai berfungsi melindungi kain dari risiko tersangkut saat motor melaju. Jika cover rantai tidak terpasang, potensi bahaya meningkat karena kain yang terurai bisa masuk ke sela gear dan menyebabkan motor berhenti mendadak.
Pemeriksaan kondisi cover rantai juga sebaiknya dilakukan secara berkala. Pastikan tidak ada bagian yang patah atau longgar agar fungsinya tetap maksimal.
Spion biasanya digunakan hanya untuk melihat kondisi lalu lintas di belakang. Namun, bagi wanita berhijab, spion juga bisa berfungsi ganda. Sesekali, pengendara bisa melirik spion untuk memastikan hijab tetap rapi dan tidak terlepas.
Jika terlihat ada bagian yang mulai terurai, lebih baik segera berhenti di tempat aman untuk merapikannya. Meskipun terlihat sederhana, langkah kecil ini dapat mencegah kejadian yang berisiko fatal di jalan.
Keamanan di jalan raya tidak hanya bergantung pada kondisi motor, tetapi juga bagaimana cara mengendarainya. Disarankan untuk menjaga kecepatan maksimal sekitar 40 kilometer per jam. Kecepatan tersebut dianggap ideal untuk meminimalisasi risiko jika terjadi keadaan darurat.
Selain itu, dengan berkendara lebih tenang, pengendara berhijab juga lebih leluasa mengendalikan motor. Refleks lebih cepat bekerja saat harus melakukan pengereman mendadak atau menghindari rintangan.
Hal lain yang sering terabaikan adalah posisi tubuh saat berkendara. Padahal, kenyamanan tubuh berpengaruh langsung pada konsentrasi dan stabilitas motor. Posisi tangan sebaiknya rileks saat memegang setang, sementara kaki ditempatkan dengan benar pada pijakan agar lebih seimbang.
Dengan posisi tubuh yang tepat, pengendara bisa mengontrol motor dengan lebih stabil, terutama ketika melewati jalan bergelombang atau padat lalu lintas. Kenyamanan tubuh juga membuat perjalanan terasa lebih aman tanpa rasa lelah berlebihan.
Artikel tentang Panduan Praktis Hijabers ditulis ulang oleh : Rahma Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Liputan6.com